Kenapa SGA Sering Mencari Foouling di Pertandingan NBA

kenapa-sga-sering-mencari-foouling-di-pertandingan-nba

Kenapa SGA Sering Mencari Foouling di Pertandingan NBA. Shai Gilgeous-Alexander, atau SGA, point guard bola basket dari tim Oklahoma City Thunder, telah menjadi salah satu bintang terbesar NBA, dinobatkan sebagai MVP musim 2024-2025 dengan rata-rata 32.7 poin per laga. Namun, salah satu aspek permainannya yang sering diperbincangkan adalah kecenderungannya mencari fouling di pertandingan. Baik di musim reguler maupun Final NBA 2025 melawan Indiana Pacers, SGA kerap memanfaatkan kontak untuk mendapatkan lemparan bebas, menghasilkan 8.2 percobaan free throw per laga, tertinggi di antara guard. Mengapa SGA sering mencari fouling, dan bagaimana strategi ini memengaruhi performanya? Artikel ini mengulas alasan di balik taktik ini, dari gaya bermain hingga dampak pada tim, hingga 8 Juni 2025.

Gaya Bermain yang Mengundang Kontak

SGA dikenal dengan kemampuan menyerang di mid-range dan mengelabui lawan dengan gerakan tubuh. Dengan tinggi 198 cm dan lengan panjang, ia memanfaatkan fisiknya untuk menciptakan kontak saat menggiring bola atau menembak. Menurut data NBA, 42% poin SGA berasal dari tembakan dua poin dalam jarak 10-16 kaki, area yang sering memaksa bek melakukan pelanggaran untuk menghentikannya. Teknik seperti pump-fake dan hesitation dribble memancing bek untuk melompat, seperti terlihat saat ia mendapat lima free throw melawan Lu Dort di latihan tim. Gaya ini, yang mengingatkan pada James Harden, memungkinkan SGA mengontrol tempo dan memaksimalkan poin dengan risiko minimal.

Efisiensi Melalui Lemparan Bebas: Kenapa SGA Sering Mencari Foouling di Pertandingan NBA

Mencari fouling adalah strategi efisien untuk SGA, yang memiliki akurasi free throw 89.8%, salah satu yang terbaik di liga. Dalam Final NBA 2025, ia mencatatkan 9.3 free throw per laga, menyumbang 25% dari total poinnya. Statistik FootyStats menunjukkan bahwa SGA menghasilkan 7.4 poin per laga dari free throw, lebih banyak dari kandidat MVP lain seperti Nikola Jokić (6.1 poin). Dengan Thunder mengandalkan kecepatan dan transisi cepat, fouling lawan memperlambat permainan, memberikan waktu bagi tim untuk mengatur pertahanan. Strategi ini juga membantu SGA tetap produktif bahkan saat tembakan luarnya tidak akurat, seperti di Game 1 Final NBA dengan hanya 2 dari 7 tembakan tiga poin.

Tekanan pada Pertahanan Lawan

SGA menggunakan fouling untuk mengganggu ritme pertahanan lawan. Dengan rata-rata 3.2 pelanggaran yang diprovokasi per laga, ia sering membuat bek kunci, seperti Alex Caruso atau Aaron Nesmith, masuk foul trouble lebih awal. Di Final Wilayah Barat melawan Timberwolves, SGA memaksa Rudy Gobert melakukan empat pelanggaran di kuarter ketiga Game 2, melemahkan rim protection Minnesota. Menurut pelatih Mark Daigneault, “Shai punya kemampuan membuat lawan ragu, yang membuka ruang untuk rekan timnya.” Ketika bek menghindari fouling, SGA memanfaatkan keraguan itu untuk menyerang lebih agresif, menciptakan peluang bagi Jalen Williams atau Chet Holmgren.

Adaptasi terhadap Aturan dan Wasit: Kenapa SGA Sering Mencari Foouling di Pertandingan NBA

Perubahan aturan NBA pada 2021-2022, yang mengurangi pelanggaran non-basket, memaksa pemain seperti SGA untuk lebih cerdik dalam mencari fouling. SGA belajar dari legenda seperti Kobe Bryant, menggunakan gerakan alami untuk menipu wasit tanpa terlihat berlebihan. Dalam wawancara pasca-game, ia menyebutkan, “Saya hanya bermain agresif dan membaca reaksi bek.” Kemampuan membaca wasit juga krusial; data menunjukkan bahwa SGA mendapat 65% free throw lebih banyak di kandang dibandingkan tandang, menunjukkan kepekaannya terhadap dinamika laga. Di Final NBA, ia memanfaatkan perhatian wasit pada duelnya dengan Tyrese Haliburton, menghasilkan 12 free throw di Game 2023.

Dampak pada Kesuksesan Thunder

Strategi mencari fouling SGA berkontribusi besar pada rekor Thunder: 68 kemenangan musim reguler, terbaik di liga. Dengan offensive rating 118.3, Thunder memanfaatkan poin mudah dari free throw SGA untuk menjaga keunggulan di laga ketat. Kemenangan 118-103 atas Timberwolves di Game 2 Final Wilayah Barat menunjukkan dampaknya, dengan 10 dari 12 free throw SGA membantu Thunder menutup laga. Namun, taktik ini juga menuai kritik dari penggemar yang menganggapnya “mengganggu alur permainan.” Meski begitu, SGA tetap fokus pada hasil, menyatakan bahwa “poin adalah poin, tidak peduli bagaimana caranya.” Strategi ini juga membuka peluang bagi rekan tim, dengan Thunder mencatatkan 27.4 assist per laga, peringkat ketiga liga.

Kesimpulan: Kenapa SGA Sering Mencari Foouling di Pertandingan NBA

Shai Gilgeous-Alexander sering mencari fouling di pertandingan NBA karena gaya bermainnya yang mengundang kontak, efisiensi melalui free throw, dan kemampuannya menekan pertahanan lawan. Dengan akurasi 89.8% dari garis lemparan bebas dan 7.4 poin per laga dari free throw, ia memaksimalkan poin dengan risiko rendah. Adaptasinya terhadap aturan NBA dan kepekaannya terhadap wasit memperkuat strategi ini, sementara dampaknya pada rekor 68 kemenangan Thunder dan perjalanan ke Final NBA 2025 membuktikan efektivitasnya. Hingga 8 Juni 2025, SGA menunjukkan bahwa mencari fouling bukan sekadar trik, tetapi bagian integral dari permainan cerdas yang menjadikannya MVP dan bintang tak terbendung di panggung basket dunia.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *