Alasan Dalton Knecht Tampil Buruk di Summer League. Summer League 2024 jadi mimpi buruk bagi Dalton Knecht, rookie Los Angeles Lakers yang dipilih sebagai pick ke-17 dari Tennessee. Di Las Vegas, ia cuma rata-rata 7,3 poin per laga dari lima penampilan, dengan shooting horor 32 persen dari lapangan dan 21 persen dari tiga poin—plus turnover 2,4 per game yang bikin frustrasi. Ekspektasi tinggi sebagai All-American yang cetak 21,7 poin musim college hilang seketika, bikin fans dan analis tanya-tanya: apa yang salah? Kini, di awal Oktober 2025 jelang training camp, pelatih JJ Redick buka suara soal alasan utama: overtraining ekstrem pasca-musim. Bagi Knecht yang kini 24 tahun, ini pelajaran pahit tapi berharga—ia bilang di Media Day kemarin, “Itu kesalahan saya, tapi bikin saya lebih siap sekarang.” Di tengah hype Lakers musim baru, cerita Knecht jadi pengingat: transisi ke NBA tak selalu mulus. Mari kita bedah alasannya. BERITA BOLA
Performa Mengecewakan Knecht di Summer League: Alasan Dalton Knecht Tampil Buruk di Summer League
Summer League seharusnya panggung Knecht untuk bersinar, tapi malah jadi neraka. Di lima laga, ia main rata-rata 22 menit tapi efisiensi anjlok: cuma 2 dari 10 tembakan per game, dengan free throw 68 persen yang biasa jadi kekuatannya. Kekalahan 87-82 dari Clippers di game kedua jadi puncak: nol poin dari sepuluh tembakan, plus tiga turnover yang bikin pelatih Summer League, Phil Handy, tarik napas panjang. Analis ESPN sebut ia “hilang di lapangan”, terlihat ragu dribel dan tak bisa ciptakan ruang seperti di Tennessee, di mana ia juara scoring SEC dengan 800 poin musim reguler.
Ini kontras tajam dengan rekan rookie seperti Bronny James yang dapat spotlight meski struggle. Knecht, dengan tinggi 6’6″ dan shooting touch elite, seharusnya dominasi wing—tapi tekanan pick 17 bikin ia forced shots buruk, termasuk airball dari baseline. Statistik defensifnya juga biasa: cuma 0,8 steal dan rebound 3,2 per game. Di game terakhir kontra Grizzlies, ia baru bangkit sedikit dengan 12 poin, tapi terlambat. Bagi Lakers yang haus shooting guard, penampilan ini bikin stoknya turun—dari prospek All-Rookie ke “bust watch” di awal.
Alasan Utama: Overtraining dan Kelelahan Fisik: Alasan Dalton Knecht Tampil Buruk di Summer League
JJ Redick ungkap alasan inti di konferensi pers Media Day 2 Oktober: Knecht overtrain habis-habisan pasca-musim college. “Ia lakukan workout tiga kali sehari selama berminggu-minggu, tanpa istirahat cukup,” kata Redick, yang lihat ini sebagai “kesalahan rookie klasik”. Setelah musim epik di Tennessee—di mana ia main 33,6 menit per game dan capai 50-40-90 shooting split—Knecht langsung terbang ke LA untuk sesi intensif: gym pagi, skill work siang, scrimmage malam. Hasilnya? Burnout total saat Summer League Juli: kelelahan bikin koordinasi drop, shooting form kaku, dan decision-making lambat.
Knecht sendiri akui: “Saya pikir bisa handle semuanya, tapi tubuh saya bilang lain.” Ini mirip kasus Jalen Brunson dulu yang struggle awal karir gara-gara overload. Plus, transisi ke pro: di college, ia dapat 15 touches per game; di Summer League, ia saingan dengan Bronny dan Dalton Tillman untuk bola, bikin ia terburu-buru. Redick tambah, “Bukan soal skill—ia shooter hebat—tapi recovery. Sekarang, kami atur schedule-nya lebih pintar.” Data dari Catapult wearables tunjukkan, heart rate recovery Knecht selama Summer League 20 persen lebih lambat dari rata-rata rookie.
Pelajaran dan Prospek Positif Knecht di Lakers
Meski buruk, Summer League jadi pelajaran berharga bagi Knecht. Redick sebut ia “di tempat bagus sekarang”—setelah libur dua bulan, ia kembali ke camp dengan bobot turun lima pon dan fokus mental baru. Di scrimmage awal Oktober, Knecht cetak 18 poin dengan 50 persen shooting, termasuk tiga three-pointer bersih. Pelatih bilang, “Ia belajar adaptasi: bukan cuma score, tapi play team.” Ini krusial bagi Lakers yang butuh wing shooter di sisi LeBron James dan Anthony Davis—Knecht potensial sixth man dengan range 40 persen dari tiga.
Evaluator NBA tak panik: Summer League sering misleading, seperti kasus Immanuel Quickley yang struggle 2020 tapi meledak di Toronto. Knecht punya upside: atletisitas elite, off-ball movement, dan IQ tinggi yang bikin ia fit di motion offense Redick. Di preseason lawan Suns besok, ia diproyeksikan main 20 menit—kesempatan bukti diri. Prospeknya cerah: target rookie deal €5 juta per tahun, dan jika capai 10 poin bench, ia bisa All-Rookie Second Team. Tantangan? Kompetisi dengan Max Christie dan Cam Reddish, tapi Redick yakin: “Dalton belajar dari kegagalan—itu yang bikin bintang.”
Kesimpulan
Tampil buruk Dalton Knecht di Summer League 2024 disebabkan overtraining ekstrem dan tekanan adaptasi, tapi itu pelajaran yang bikin ia lebih tangguh sekarang. Dari shooting horor 32 persen hingga comeback di camp, cerita ini tunjukkan transisi rookie tak selalu glamor—tapi Knecht punya tools untuk bangkit. Bagi Lakers yang haus gelar, ia bisa jadi X-factor di wing. Preseason mulai besok, dan Knecht siap bukti: kegagalan Juli cuma babak satu. Maju terus, Dalton—NBA tunggu ledakanmu.