Mark Williams Akan Membuat Charlotte Hornets Menyesal. Musim NBA 2025-26 semakin dekat, dan Phoenix Suns tampak siap dominasi Barat dengan duo center Mark Williams dan Khaman Maluach. Trade Williams dari Charlotte Hornets pada akhir Juni lalu—yang libatkan dua pick first-round dan Vasilije Micic—langsung jadi sorotan. Di usia 23 tahun, Williams sudah bukti potensi besar di Summer League Suns, dengan double-double rata-rata dan blok dominan. Sementara Hornets sibuk rebuild dengan aset pick masa depan, banyak analis bilang Charlotte bakal menyesal lepas center muda ini terlalu cepat. Cedera masa lalu mungkin alasan, tapi performa Williams baru-baru ini tunjukkan dia siap jadi anchor franchise. Di Media Day Suns hari ini, 25 September 2025, pelatih Jordan Ott sebut Williams “missing piece” untuk pertahanan interior. Apakah ini awal era baru Phoenix, dan akhir mimpi buruk Charlotte? BERITA BOLA
Siapa Itu Mark Williams
Mark Williams lahir di Norfolk, Virginia, pada 16 Desember 2001, dan tumbuh di lingkungan basket kompetitif. Ayahnya, Mark Sr., mantan pemain profesional di USBL dan pelatih, bawa keluarga pindah ke Virginia Beach di mana Mark main di Cape Henry Collegiate. Di sana, dia jadi top recruit, pimpin tim ke dua gelar VISAA Division I state championship, dan sapu award seperti Virginia Gatorade Player of the Year serta McDonald’s All-American. Sebagai five-star prospect, Williams pilih Duke University, di mana musim freshman 2021-22 dia langsung kontribusi: rata-rata 5.3 poin, 5.3 rebound, 1.2 block dalam 17.4 menit, bantu Blue Devils ke Sweet 16.
Draft NBA 2022, Hornets ambil dia pick 15 secara keseluruhan—pilihan pintar untuk tim yang butuh rim protector. Kontrak rookie empat tahun $18 juta, termasuk option tim untuk 2024-25 dan 2025-26 yang langsung diaktifkan. Debut musim 2022-23: impresif awal dengan 9.0 poin, 6.2 rebound, 1.0 block dalam 20 game sebelum cedera punggung sideline dia sepanjang musim. Musim 2024-25: comeback kuat, main 41 game (19 start) rata-rata 12.7 poin, 9.7 rebound, 1.1 block dalam 26.4 menit, shooting 64.9% FG. Highlight: double-double di 12 game, termasuk 20 poin 15 rebound lawan Knicks Maret 2025. Di luar lapangan, Williams filantropis via yayasan keluarga, fokus komunitas Virginia, dan endorsement Nike. Usia 23, 7-foot 240 pon dengan atletisitas elite, dia prospek All-Star kalau sehat—Duke alum seperti Suns yang baru draft Khaman Maluach.
Apa yang Membuatnya Ditrade dari Hornets: Mark Williams Akan Membuat Charlotte Hornets Menyesal
Trade Williams bukan kejutan total, tapi tetap kontroversial. Hornets, di bawah GM Mitch Kupchak, lagi rebuild agresif setelah finis 21-61 musim lalu. Mereka punya LaMelo Ball dan Brandon Miller sebagai core, tapi interior lemah—cedera Williams bikin tim struggle rebound (27.2 per game, terburuk Barat). Di deadline Februari 2025, Charlotte coba trade dia ke Lakers untuk Dalton Knecht, Cam Reddish, unprotected 2031 first, dan 2030 pick swap. Tapi deal dibatalkan setelah Williams gagal physical—Lakers temukan isu punggung kronis dan multiple concerns, bikin dia balik ke Hornets dengan hubungan tegang. Charlotte sambut dia kembali, tapi offseason Mei 2025, rumor bocor: tim ragu komitmen jangka panjang karena injury history (hanya 84 game dari 212 mungkin di tiga musim).
Akhir Juni, selama Draft 2025, Suns lompat: kirim No. 29 pick (dipakai Charlotte untuk Liam McNeeley), 2029 first (least favorable CLE/MIN/UTA), dan Vasilije Micic (option $8.1 juta diaktifkan). Hornets terima karena butuh aset—sekarang punya pick di tujuh tahun ke depan, termasuk protected dari Miami dan Dallas. Alasan utama: risiko cedera tinggi, plus Micic bantu match salary. Kupchak bilang, “Kami bangun masa depan dengan fleksibilitas.” Tapi fans Hornets marah—Williams lagi on fire akhir musim lalu, dan trade ini rasanya lepas potensi franchise center terlalu dini. Suns, pasca-trade Durant ke Rockets, butuh big man muda untuk ganti Nurkic yang diflip.
Bagaimana Cara Mark Williams Membuat Hornets Menyesal Menukar Dirinya
Williams langsung bukti nilai di Phoenix. Di Summer League Las Vegas Juli 2025, dia dominasi: rata-rata 18.5 poin, 12.3 rebound, 2.1 block dalam empat game, termasuk 22 poin 14 rebound lawan Grizzlies. Shooting 68% FG, plus passing visi bagus dari post—langsung chemistry dengan Devin Booker sebagai pick-and-roll partner. Preseason September, di scrimmage internal, Williams anchor pertahanan: 10 rebound, 4 block di 20 menit, bantu Suns outrebound lawan 55-38. Cedera? Dia sehat total pasca-offseason rehab, turun berat 10 pon untuk mobilitas, dan Suns hire specialist punggung khusus.
Di Suns, dia starter bareng Maluach (rookie 7-2 dari Duke), ciptakan twin towers yang bikin Barat takut—Booker sebut duo ini “nightmare matchup.” Prediksi: Williams capai 14 poin, 10 rebound musim reguler, All-Defensive Second Team kandidat. Sementara Hornets, McNeeley (rookie guard) struggle adaptasi, Micic bench warmer, dan pick 2029 belum ada. Kalau Suns capai final Barat, Williams bakal jadi X-factor—mengingatkan Charlotte apa yang hilang. Analis bilang, trade ini mirip lepas LaMelo dini: aset bagus, tapi talent gap besar. Williams bilang di Media Day, “Saya di sini buat menang sekarang—terima kasih Charlotte, tapi waktunya maju.”
Kesimpulan: Mark Williams Akan Membuat Charlotte Hornets Menyesal
Mark Williams bukan lagi prospek cedera-prone—dia aset berharga yang siap ledakkan Suns di 2025-26. Dari drama trade ke dominasi awal, dia tunjukkan Hornets salah besar lepas dia untuk pick masa depan. Charlotte mungkin bangun pelan, tapi tanpa rim protector elite, perjalanan rebuild bakal panjang. Bagi Phoenix, ini jackpot: Williams dan Maluach bikin frontcourt tak tertembus, dorong tim ke contention. Musim ini, King James mungkin punya Lakers, tapi Williams bisa jadi raja interior Barat. Hornets, siap menyesal? Purple & Orange siap buktikan ya.