Cade Cunningham Kesal Usai Tidak Jadi MVP

cade-cunningham-kesal-usai-tidak-jadi-mvp

Cade Cunningham Kesal Usai Tidak Jadi MVP. Cade Cunningham baru-baru ini menunjukkan sikap kecewa setelah namanya belum menjadi yang terdepan dalam perebutan gelar MVP musim 2025-2026. Meski Detroit Pistons sedang memimpin klasemen Konferensi Timur dengan rekor impresif 21-5 hingga pertengahan Desember, guard berusia 24 tahun ini merasa pencapaian individunya belum cukup diakui secara luas. Cunningham, yang rata-rata mencetak sekitar 27 poin, 6 rebound, dan 9 assist per game, sering disebut-sebut sebagai kandidat kuat, tapi ia kesal karena beberapa analis masih menempatkannya di luar posisi teratas ladder MVP. BERITA OLAHRAGA

Performa Gemilang yang Membuatnya Kandidat MVP: Cade Cunningham Kesal Usai Tidak Jadi MVP

Cunningham telah memimpin Pistons ke start terbaik dalam sejarah franchise baru-baru ini, termasuk rentetan kemenangan panjang dan posisi puncak klasemen. Ia sering mencatat double-double, bahkan triple-double, sambil mengatur serangan tim dengan visi permainan luar biasa. Beberapa mantan pemain dan pelatih, seperti Jeff Teague dan Jason Kidd, secara terbuka memuji bahwa Cunningham layak jadi frontrunner MVP karena ia jadi satu-satunya bintang utama di roster muda Pistons. Namun, di ladder resmi, ia biasanya berada di posisi empat atau lima, di belakang nama seperti Nikola Jokic, Shai Gilgeous-Alexander, dan Luka Doncic. Ini membuat Cunningham merasa usahanya belum sepenuhnya dihargai.

Alasan di Balik Rasa Kecewa Cunningham: Cade Cunningham Kesal Usai Tidak Jadi MVP

Kesalnya Cunningham muncul karena ia merasa telah membuktikan diri sebagai pemimpin tim yang sukses tanpa bantuan bintang lain selevel. Pistons bangkit dari tahun-tahun sulit berkat kontribusinya yang konsisten di kedua sisi lapangan. Meski ia pernah menyatakan lebih memprioritaskan gelar Finals MVP daripada MVP reguler season, ekspektasi tinggi dari performanya membuatnya sensitif terhadap peringkat yang belum mencerminkan dampaknya. Beberapa opini publik yang meragukan kasus MVP-nya, meski timnya memimpin konferensi, semakin menambah rasa frustrasi. Cunningham ingin pengakuan yang setara dengan pemain top lain yang punya rekan bintang lebih banyak.

Dampak pada Tim dan Prospek ke Depan

Rasa kecewa ini justru bisa jadi motivasi tambahan bagi Cunningham dan Pistons. Tim sedang dalam momentum positif, dengan kemenangan atas lawan kuat seperti Celtics dan Bucks baru-baru ini. Jika Cunningham terus tampil di level tinggi, terutama saat menghadapi jadwal padat akhir tahun, posisinya di ladder MVP diprediksi naik drastis. Pistons juga diuntungkan dari roster pendukung yang semakin matang, seperti Jalen Duren dan Ausar Thompson. Yang jelas, sikap Cunningham ini menunjukkan ambisi besar untuk tidak hanya masuk conversasi, tapi mendominasinya seiring musim berjalan.

Kesimpulan

Cade Cunningham memang kesal karena belum jadi MVP utama di mata banyak orang, meski performanya sudah membawa Pistons ke puncak Timur. Rasa kecewa ini wajar mengingat statistik impresif dan peran sentralnya di tim tanpa bintang pendamping setara. Namun, ini bisa jadi bahan bakar untuk sisa musim, di mana Cunningham punya kesempatan besar membalikkan opini dan benar-benar merebut gelar individu bergengsi. Dengan Pistons yang sedang on fire, masa depan terlihat cerah, dan pengakuan penuh sepertinya hanya tinggal menunggu waktu. Yang terpenting, fokusnya tetap pada kemenangan tim untuk capai tujuan lebih besar.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *