Marcus Smart Ingin Bermain di Laga Pramusim Lakers. Di tengah gejolak training camp Los Angeles Lakers menjelang musim NBA 2025-26, Marcus Smart muncul sebagai cerita paling menarik. Guard veteran berusia 31 tahun ini, yang baru saja bergabung dengan Purple and Gold melalui trade kontroversial dari Memphis Grizzlies, secara terbuka menyatakan keinginannya untuk turun di laga pramusim. Meski sempat diganggu Achilles tendinopathy dan masalah kesehatan ringan, Smart tak mau absen lebih lama. Pelatih JJ Redick, dalam update terbaru, mengonfirmasi bahwa Smart sudah ikut latihan penuh pada Jumat lalu, menandakan ia trending toward return. Keinginan ini bukan sekadar formalitas; ia mencerminkan semangat juang Smart yang legendaris, siap membuktikan nilai tambahnya di tim baru. Dengan laga pramusim pertama melawan Phoenix Suns baru saja lewat tanpa kehadirannya, sorotan kini tertuju pada game berikutnya—mungkin rematch dengan Golden State Warriors. Artikel ini mengupas mengapa Smart begitu ngotot ingin main, dan apa artinya bagi Lakers. BERITA TERKINI
Latar Belakang Cedera: Dari Roller Coaster ke Momentum Pemulihan: Marcus Smart Ingin Bermain di Laga Pramusim Lakers
Training camp Lakers tahun ini seperti roller coaster bagi Marcus Smart. Sejak tiba di Los Angeles via trade yang melibatkan aset besar dari Grizzlies, ia langsung dihadapkan pada tantangan fisik. Achilles tendinopathy—masalah tendon yang sering mengganggu atlet berintensitas tinggi—membuatnya absen di opener pramusim melawan Suns. Tambah lagi, gejala illness ringan yang membuatnya merasa seperti “di roller coaster”, seperti kata Smart sendiri. Tapi pria ini bukan tipe yang mudah menyerah. Dengan latar belakang sebagai mantan Defensive Player of the Year 2022, Smart sudah biasa bangkit dari cedera, termasuk operasi jari kaki musim lalu yang memaksanya absen 30 laga.
Proses pemulihannya dirancang ketat: terapi harian, latihan ringan bertahap, dan pemantauan dari staf medis Lakers yang top-tier. Pada hari keempat camp, Smart sudah terlihat berlatih bersama Maxi Kleber dan rekan setim, meski belum full contact. Redick, yang mengenal Smart dari era Boston Celtics, bilang, “Ia sudah full participation hari ini—ini bagus.” Keinginan Smart untuk main di pramusim lahir dari pengalaman pahit: absen panjang bisa merusak chemistry awal. Ia tak mau jadi penonton saat LeBron James dan Anthony Davis membangun ritme. Dengan status unclear untuk game Warriors nanti, Smart optimis: “Saya rencanakan main secepatnya.” Ini fondasi penting, karena pramusim bukan cuma tes fisik, tapi juga mental—dan Smart sudah tunjukkan ia siap gaspol.
Peran Strategis Smart di Rotasi Lakers: Mengapa Pramusim Jadi Kunci: Marcus Smart Ingin Bermain di Laga Pramusim Lakers
Lakers butuh Marcus Smart seperti butuh udara segar di pertahanan. Tim yang finis playoff musim lalu kesulitan menjaga wing defender elite, dan kedatangan Smart langsung isi kekosongan itu. Dengan pengalaman 500-an laga reguler, ia bukan rookie yang perlu adaptasi panjang—tapi pramusim tetap krusial untuk sinkronisasi. Bayangkan lineup dengan Smart di sisi Austin Reaves: ia bisa switch ke guard cepat seperti Stephen Curry, sambil beri spacing dengan tembakan tiga yang solid (38% karir). Keinginannya main sekarang? Itu soal membangun trust dengan Redick, yang sedang ciptakan sistem baru berbasis motion offense.
Dalam scrimmages awal, Smart sudah raving dari rekan: intensitasnya “mengubah energi tim”, kata sumber internal. Tapi tanpa menit pramusim, ia berisiko ketinggalan groove, terutama dengan kompetisi ketat dari Gabe Vincent dan Max Christie. Lakers punya tiga laga pramusim lagi setelah Warriors—termasuk melawan Clippers dan Kings—di mana Smart bisa debut. Ini peluang emas untuk tes matchup: bagaimana ia handle Luka Doncic-style creator, atau ciptakan turnover paksa seperti era Celtics. Bagi tim, kehadirannya di pramusim bisa percepat transisi ke regular season, di mana target utama adalah deep playoff run. Smart tahu, absen lebih lama berarti start lambat—dan di West yang brutal, itu tak terbayar.
Motivasi Pribadi dan Dampak Jangka Panjang: Legacy di LA
Di balik keinginan main pramusim, ada api motivasi dalam diri Marcus Smart. Pria asal Oklahoma ini selalu main dengan hati—dari tackle kontroversialnya di Celtics hingga kepemimpinannya di Grizzlies yang penuh drama. Trade ke Lakers, di usia 31, terasa seperti babak akhir karir: peluang raih gelar pertama setelah tiga ring dengan Boston. “Saya ingin kontribusi sejak hari satu,” katanya, menekankan betapa pramusim baginya seperti ujian komitmen. Dengan LeBron di tahun ke-23 dan AD yang rentan cedera, Smart lihat dirinya sebagai glue guy: pertahanan tangguh plus leadership vocal yang bisa angkat semangat bench.
Jangka panjangnya lebih menjanjikan. Debut pramusim bisa proyeksikan 25-30 menit per game, dengan stat defensif seperti 1.5 steals dan 80% eFG di perimeter. Ini tak cuma angkat stock-nya untuk extension, tapi juga inspirasi bagi pemain muda Lakers seperti Bronny James. Smart, yang pernah tolak duduk diam saat tim kesulitan, ingin bangun legacy di LA: dari trade asset jadi championship piece. Tantangannya? Menjaga Achilles agar tak kambuh, tapi dengan track record-nya—kembali full strength post-operasi—ia yakin. Pramusim ini, baginya, langkah pertama menuju parade di Staples Center. Motivasi ini infeksius, membuat Lakers terlihat lebih lapar dari sebelumnya.
Kesimpulan
Marcus Smart tak main-main dengan keinginannya bermain di laga pramusim Lakers—itu sinyal kuat bahwa ia siap kontribusi besar di musim 2025-26. Dari roller coaster cedera Achilles hingga latihan full yang baru, pemulihannya jadi cerita inspirasi. Bagi tim, ia kunci pertahanan dan chemistry; bagi dirinya, peluang legacy baru di LA. Dengan update positif dari Redick dan semangat juang khasnya, debut Smart tak lama lagi. Lakers, yang haus gelar, beruntung punya pejuang seperti dia. Saat bola pertama pramusim berikutnya, harapannya sederhana: lihat nomor 36 itu beraksi, dan rasakan gelombang energi yang dibawanya. Musim ini bisa epik, asal Smart gaspol dari awal.