Max Strus Memiliki Keingingan Untuk Bawa Cavaliers ke Final NBA. Pada 18 Oktober 2025, di tengah persiapan musim reguler NBA yang tinggal seminggu lagi, Max Strus, forward Cleveland Cavaliers, ungkapkan ambisi besarnya melalui wawancara pasca-latihan. Pemain berusia 28 tahun asal Florida itu tegas bilang ingin bawa timnya ke Final NBA musim 2025-2026, bukan sekadar lolos playoff seperti tahun lalu. Pernyataan ini muncul setelah Cavs finis runner-up Timur dengan 64 kemenangan musim sebelumnya, tapi terhenti di semifinal Konференси lawan Boston. Strus, yang cedera kaki patah sejak Agustus dan absen 3-4 bulan, tetap optimis meski baru kembali latihan ringan. “Kami butuh hasil berbeda di final—itu target utama,” katanya, soroti mindset tim yang lapar gelar. Di usia tim yang rata-rata 25 tahun, ambisi Strus jadi penyemangat di Rocket Mortgage FieldHouse. Artikel ini kupas keinginan itu, dari kontribusi Strus hingga visi tim yang lebih luas. REVIEW FILM
Kontribusi Strus yang Jadi Fondasi Ambisi: Max Strus Memiliki Keingingan Untuk Bawa Cavaliers ke Final NBA
Max Strus gabung Cleveland Cavaliers pada musim panas 2023 melalui trade dari Miami, langsung jadi pilar rotasi dengan shooting jarak tiga angka akurat 38% musim lalu. Di playoff 2025, ia main 26 menit rata-rata per laga, cetak 12 poin high lawan Orlando di ronde pertama, termasuk tembakan krusial di kuarter keempat yang angkat Cavs dari tertinggal 15 poin. Pengalamannya di final 2023 dengan Miami—di mana ia cetak 14 poin lawan Denver—bikin Strus paham tekanan besar, dan itu ia bawa ke Cavs sebagai mentor bagi Donovan Mitchell dan Evan Mobley.
Kontribusinya tak cuma ofensif: Strus kuasai rebound ofensif 1,5 per laga, bantu tim tingkatkan second-chance points jadi 15 per game musim lalu. Cedera kaki patah Agustus kemarin sempat redam euforia—ia absen preseason awal—tapi pemulihan cepatnya tunjukkan ketangguhan. Kenny Atkinson, pelatih Cavs, puji: “Max beri energi leadership, meski dari bangku.” Keinginannya bawa tim ke final lahir dari rasa haus itu: Cavs tak capai gelar sejak 2016, dan Strus lihat dirinya sebagai bagian kunci, terutama di line-up small-ball yang fleksibel. Ambisi ini realistis—Cavs punya rating defensif top-3 Timur—tapi butuh Strus fit penuh untuk spacing lapangan.
Pernyataan Strus yang Refleksikan Mindset Tim: Max Strus Memiliki Keingingan Untuk Bawa Cavaliers ke Final NBA
Dalam wawancara 16 Oktober pasca-latihan, Strus tak ragu ungkapkan: “Kami ingin ke final dan menang—bukan cuma tampil bagus, tapi bawa trofi pulang.” Ini beda dari musim lalu, di mana Cavs puas lolos semifinal tapi kalah agregat 4-3 dari Boston. Strus soroti kekalahan itu sebagai pelajaran: “Kami belajar dari situ—perlu kedalaman dan mental juara.” Ia bicara soal chemistry dengan Garland dan Mitchell, yang gabung cetak 55 poin rata-rata di playoff, tapi butuh shooting perimeter seperti miliknya untuk buka ruang Mobley.
Mindset ini selaras visi Atkinson: bangun tim seimbang dengan pace 98 possession per game, di mana Strus jadi connector—ia ciptakan 2,5 assist per laga musim lalu. Keinginannya ke final juga pribadi: setelah cedera, Strus reevaluasi prioritas, dan gelar jadi target utama sebelum usia 30. Pernyataan ini viral di media sosial, dapat 150.000 like, tunjukkan dukungan penggemar Cavs yang haus kemenangan sejak era LeBron. Strus tak sendirian—Mitchell bilang: “Max bicara atas nama kami semua.” Ini jadi motivasi jelang pembuka musim lawan Indiana 22 Oktober.
Dampak Cedera dan Strategi Cavs Hadapi Tantangan
Cedera kaki patah Strus jadi ujian awal musim, tapi ia prediksi kembali penuh Januari 2026, beri waktu tim adaptasi. Cavs rencanakan rotasi tanpa dia: Isaac Okoro isi small forward, dengan rating defensif 105 poin per 100 possession. Dampaknya: tanpa Strus, shooting tiga angka tim turun 5%, tapi Mobley dan Allen kuat di paint untuk kompensasi. Atkinson manfaatkan periode ini uji line-up, seperti duet Garland-Mitchell tanpa ball-handler cadangan, tingkatkan transisi cepat jadi 14 poin per laga di preseason.
Strategi jangka panjang: Strus fokus rehab dengan terapi harian, target 25 menit per laga pasca-kembali. Keinginannya ke final dorong tim rekrut veteran seperti De’Anthony Melton musim panas, tambah kedalaman. Tantangan lain: rival Timur seperti Boston dan Milwaukee kuat, tapi Cavs unggul youth—rata-rata usia 25 tahun beri endurance playoff. Dengan Strus fit, tim bisa capai 60 kemenangan lagi, tapi tanpa dia, target realistis top-4. Ambisinya jadi api penyemangat: Cavs tak puas runner-up, mereka haus cincin.
Kesimpulan
Keinginan Max Strus bawa Cavaliers ke Final NBA pada 2025-2026 jadi pernyataan ambisius yang pas di awal musim. Dari kontribusi playoff-nya hingga mindset tim yang lapar, plus strategi atasi cedera, Strus tunjukkan ia lebih dari shooter—ia pemimpin. Cavs punya fondasi kuat: chemistry Mitchell-Garland, defense Mobley, dan visi Atkinson. Meski cedera hambat awal, kembalinya Strus Januari bisa jadi katalisator playoff. Penggemar Rocket Mortgage pasti berharap: dari runner-up jadi juara. Musim panjang, tapi dengan semangat Strus, final bukan mimpi—ia target nyata. Cavs siap terbang—mari lihat apakah mereka capai puncak.