Yang Hansen Membuat NBA Kembali Ramai di China. Dunia basket China kembali bergelora berkat kemunculan Yang Hansen, center berusia 20 tahun yang jadi pick ke-16 di NBA Draft 2025 oleh Portland Trail Blazers. Kehadirannya di NBA Summer League 2025 di Las Vegas bikin demam basket di China bangkit lagi, mengingatkan pada era Yao Ming. Ribuan penggemar China dan Chinese-American memadati arena, pakai jersey nomor 16, dan jutaan lainnya nonton lewat Tencent dan CCTV. Yang, yang dulunya cuma dikenal di Qingdao, kini jadi simbol harapan baru basket China. Yuk, kita ulas siapa dia, kenapa dia bisa masuk NBA, dan apakah dia bakal jadi bintang di masa depan. BERITA LAINNYA
Siapa Sih Yang Hansen?
Yang Hansen, lahir di Zibo, Shandong, pada 26 Juni 2005, adalah center setinggi 7 kaki 1 inci dengan bakat luar biasa. Anak dari mantan pemain basket amatir Yang Lin, dia mulai main basket sejak SD dan masuk Zibo Sports School. Pada 2020, dia gabung sistem pemuda Qingdao Eagles, menangin gelar U17 nasional pada 2021 dan 2022, sekaligus raih gelar Best Defensive Player dan MVP. Debut profesionalnya di CBA pada 2023 bareng Qingdao Eagles bikin heboh, dengan rata-rata 15,0 poin, 10,8 rebound, dan 2,2 blok per game, ngasih dia gelar CBA Defensive Player of the Year 2024. Musim 2024/25, dia tingkatin jadi 16,6 poin dan 10,5 rebound, ditambah 3,0 assist, sambil nembak 58,6% dari lapangan dan 33,3% dari tripoin.
Penyebab Yang Hansen Masuk ke NBA
Kepindahan Yang ke NBA nggak lepas dari performanya yang mencuri perhatian. Di FIBA U19 World Cup 2023, dia rata-rata 12,6 poin, 10,4 rebound, 4,7 assist, dan 5,0 blok, masuk All-Second Team. Penampilan di CBA, terutama kemampuan passing dan pertahanannya, bikin scout NBA melirik. Portland Trail Blazers, yang udah pantau dia selama dua tahun, ambil risiko pilih dia di posisi 16, meski banyak analis prediksi dia cuma bakal jadi pick ronde kedua. Penampilan apiknya di Summer League, dengan rata-rata 10 poin, 4 rebound, dan 5 assist dalam laga debut lawan Golden State Warriors, buktiin keputusan Blazers nggak salah. Dukungan besar dari penggemar China, dengan 5,2 juta penonton di Tencent untuk laga Blazers vs. Grizzlies, juga bikin nilai komersialnya melejit.
Apakah Yang Hansen Akan Menjadi Prospek NBA di Masa Depan?: Yang Hansen Membuat NBA Kembali Ramai di China
Yang Hansen punya potensi besar, tapi tantangannya nggak kecil. Keunggulannya ada di visi passing, kecerdasan basket, dan kemampuan bertahan di paint, yang bikin dia dibandingin sama Nikola Jokic atau Alperen Sengun. Tapi, kurangnya kecepatan kaki dan ledakan atletik bikin dia rawan di pertahanan perimeter NBA. Dia juga perlu nambah otot untuk hadapi big man kayak Joel Embiid. Meski begitu, di usia 20, dia punya waktu buat berkembang, apalagi dengan bimbingan pelatih Chauncey Billups di Blazers. Rencana Blazers masukin dia ke G League buat adaptasi ke ritme NBA juga bisa bantu. Kalau dia bisa ningkatin tembakan tripoin dan pertahanan, dia berpotensi jadi starter dalam 2-3 tahun.
Kesimpulan: Yang Hansen Membuat NBA Kembali Ramai di China
Yang Hansen bikin NBA kembali ramai di China dengan kehadirannya sebagai pick pertama ronde satu sejak Yi Jianlian pada 2007. Dari Zibo sampai Las Vegas, perjalanan Yang penuh prestasi, dari MVP U17 sampai bintang Summer League. Dukungan besar dari penggemar China dan potensinya sebagai center modern bikin dia jadi harapan baru. Meski masih perlu adaptasi ke kecepatan dan fisik NBA, bakat dan kerja kerasnya bisa bawa dia jauh. Dengan Blazers yang percaya penuh, Yang Hansen nggak cuma bawa harapan buat timnya, tapi juga buat basket China di panggung dunia. Penggemar kini menanti, akankah dia jadi legenda baru seperti Yao Ming?