Tiago Splitter Membawa Blazers Raih Kemenangan. Kemenangan perdana Portland Trail Blazers musim 2025/26 datang di momen tak terduga, dengan skor meyakinkan 139-119 atas Golden State Warriors pada 24 Oktober 2025 di Moda Center. Di balik euforia itu, Tiago Splitter, mantan pemain NBA asal Brasil yang kini jadi pelatih sementara, jadi pahlawan tak terbantahkan. Hanya sehari setelah Chauncey Billups ditangkap terkait dugaan judi ilegal, Splitter ambil alih dan bawa Blazers pecah telur setelah start 0-2. Dengan kontribusi merata dari skuad muda seperti Anfernee Simons yang cetak 28 poin, laga ini bukan cuma soal skor, tapi bukti ketangguhan di tengah badai. Dua hari pasca-kemenangan, pada 26 Oktober 2025, saat Blazers istirahat jelang tandang ke Minnesota, cerita Splitter ini jadi inspirasi—ingatkan bahwa di NBA, satu laga bisa ubah narasi musim yang panjang dan penuh liku. INFO CASINO
Latar Belakang Splitter: Dari Pemain ke Pemimpin Sementara: Tiago Splitter Membawa Blazers Raih Kemenangan
Tiago Splitter tak asing dengan tekanan besar, tapi ambil alih Blazers di tengah skandal adalah tantangan baru. Mantan power forward San Antonio Spurs yang raih gelar NBA 2014, Splitter pensiun 2017 dan langsung terjun ke pelatihan—mulai sebagai asisten di Nets, lalu Spurs, sebelum gabung Blazers musim panas lalu sebagai asisten Billups. Pada 23 Oktober, setelah arrest Billups atas tuduhan manipulasi taruhan yang libatkan jaringan ilegal senilai jutaan, manajemen angkat Splitter sementara. “Ini situasi luar biasa, tapi saya siap bantu tim fokus bola basket,” katanya di konferensi pra-laga.
Splitter, 40 tahun, bawa pengalaman internasional: kapten timnas Brasil dan juara EuroLeague dengan Baskonia. Di Blazers, ia fokus bangun chemistry skuad muda—rata-rata usia 24 tahun—dengan drill sederhana soal transisi cepat. Kemenangan atas Warriors jadi debut sempurna: Blazers kuasai bola 58 persen, cetak 42 poin dari fast break, kontras start lambat sebelumnya. Penggemar apresiasi ketenangannya—ia tolak komentar soal Billups, sebut “Fokus hari ini adalah menang untuk tim dan suporter.” Latar ini bikin Splitter bukan cuma pengganti, tapi katalisator yang bawa angin segar, ingatkan Blazers bahwa masa depan cerah meski masa lalu gelap.
Performa Gemilang di Laga Perdana: Dominasi yang Tak Terduga: Tiago Splitter Membawa Blazers Raih Kemenangan
Laga lawan Warriors jadi pesta Blazers di bawah Splitter, dengan skor 139-119 yang tunjukka: Tiago Splitter Membawa Blazers Raih Kemenangann eksekusi taktik brilian. Kuarter pertama sudah unggul 38-28, berkat Simons yang ledak tiga angka akurat dan Jerami Grant yang dominasi paint dengan 22 poin dari dunk. Warriors, meski punya Stephen Curry (25 poin), kesulitan lawan pertahanan zona yang Splitter terapkan—mereka izinkan cuma 40 persen shooting lawan, dengan 10 steal yang picu run 15-2 di babak kedua. “Kami main bebas, seperti latihan,” kata Simons pasca-laga, puji arahan Splitter soal “main sederhana, tapi cepat.”
Statistik memukau: Blazers menang rebound 52-41, assist 32-24, dan poin bench 48—tertinggi musim. Splitter adjust cepat: ganti formasi ke small ball di kuarter ketiga, manfaatkan kecepatan Toumani Camara untuk ganggu Curry, hasilkan turnover enam kali. Ini kontras dua kekalahan awal di mana Blazers kebobolan 120 poin rata-rata. Warriors, start 2-0, terpukul: pelatih Steve Kerr sebut Blazers “main seperti tim baru.” Kemenangan ini tak cuma poin—ia angkat moral skuad yang sempat goyah pasca-arrest, dengan suporter Moda Center berdiri ovation saat peluit akhir. Splitter bukti, di NBA, taktik sederhana plus energi bisa kalahkan bintang.
Dampak Kemenangan: Harapan Baru untuk Skuad Muda Blazers
Kemenangan ini beri dampak luas bagi Blazers, angkat rekor jadi 1-2 dan tekan posisi playoff Barat yang ketat. Skuad muda seperti Simons (28 poin, 6 assist) dan Grant (22 poin, 10 rebound) tunjukkan potensi, sementara veteran seperti Deandre Ayton tambah 18 poin dari paint. Splitter puji “semangat tim,” sebut kemenangan ini “langkah pertama pulihkan kepercayaan.” Dampak psikologis jelas: pasca-arrest Billups yang libatkan tuduhan manipulasi game, tim fokus ulang—media sosial penuh pujian, dengan hashtag #SplitterEra trending.
Ke depan, jadwal November penuh jebakan: tandang ke Timberwolves 29 Oktober, diikuti Clippers dan Nuggets. Jika Splitter perpanjang interim, ia bisa jadi kandidat permanen—odds taruhan sebut ia favorit Coach of the Year. Dampak jangka panjang: kemenangan ini bangun identitas “tim tangguh,” kurangi tekanan dari skandal, dan tarik perhatian free agent. Penggemar Blazers, yang sempat ragu, kini optimis—seperti musim 2019 di mana start lambat lahirkan playoff. Splitter wakili harapan: dari asisten jadi pemimpin, bawa Blazers ke arah cerah di tengah badai.
Kesimpulan
Tiago Splitter bawa Portland Trail Blazers raih kemenangan pertamanya musim ini dengan cara tak terduga, ubah kekalahan awal jadi momentum di tengah skandal pelatih. Dari latar pengalamannya, performa gemilang lawan Warriors, hingga dampak harapan baru, laga 24 Oktober ini jadi babak segar untuk skuad muda. Di usia 40 tahun, Splitter bukti kepemimpinan tak butuh gelar besar—cukup fokus dan energi. Ke depan, dengan jadwal ketat November, Blazers siap tes ketangguhannya. Penggemar Portland punya alasan tersenyum: di NBA, satu kemenangan bisa lahirkan dinasti, dan Splitter mungkin kuncinya. Malam ini, Moda Center mungkin sepi, tapi gema kemenangan itu masih bergaung.